DIALEKTIKA AGAMA DAN MANUSIA Part III

“Batas pengetahuan tentang Nabi Muhammad saw. hanya bahwa beliau adalah seorang manusia dan bahwa beliau adalah sebaik-baik makhluk Allah seluruhnya”.


Gagasan moralitas baru

New Morality (moralitas baru) dikembangkan di dunia Barat. Gagasan moralitas baru ini terlepas dari bimbingan Tuhan dan agama, memberlakukan dan mengesahkan segala bentuk “permissiveness” yang dalam bahasa Jakartanya “semau gue”. Nilai baik dan buruk di arahkan kepada selera sobyektifitas perorangan. Kosekwensinya di Amerika misalnya sudah terbiasa ada “group families” istilah jawa “kumpul kebo”. Dalam penelitian yang dikumpulkan oleh DR. Faisal Ismail menyebutkan bahwa laknat masyarakat barat seperti Amerika Serikat sebagai berikut :

  1. Populasi kejahatan hamper Sembilan kali lipat.
  2. Sepertiga dari kehidupan bayi pertama dari tahun 1964-1966 berasal dari luar perkawinan.
  3. Pada tahun 1969 diperkirakan 400.000 kelahiran tidak sah, lahir dari pompa liar.
  4. Hamper 50 persen anak-anak perempuan mengalami drop out karena hamil.
  5. Lebih sejuta wanita tiap tahunnya melakukan aborsi secara illegal dan sekurang-kurangnya 8000 orang meninggal dunia sebagai akibatnya.

Perlunya dakwah

Dakwah adalah sebuah perjuangan dan perjuangan mewujudkan kemanunggalan hakiki di bidang “Ketuhanan-Kerasulan-Keselamatan-Kebangsaan”. Islam memiliki prinsip dasar yang harus diwarnai sikap dan akitivitas pemeluknya. Puncak dari prinsip itu adalah Tauhid yang disekeliling-nya beredar unit-unit, bagaikan planet tata surya yang beredar di sekeliling matahari, yang tidak dapat melepaskan diri dari orbitnya. Unit-unit tersebut antara lain :

  1. Kesatuan alam raya ; Dia menciptakan keadaan serasi dan seimbang disertai hukum-hukum yang ditetapkannya dalam pengendalian Allah swt.
  2. Kesatuan kehidupan ; Dia meliputi kehidupan duniawi menyatu dengan kehidupan ukhrawi. Sukses atau kegagalan ukhrawinya ditentukan oleh amal duniawinya.
  3. Kesatuan keilmuan ; Dia tidak ada pemisahan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu umum, karena semuanya bersumber dari satu sumber yaitu Allah swt.
  4. Kesatuan keimanan dan rasio : Dia dibuthkan dan saling melengkapi
  5. Kesatuan keagamaan ; Dia intinya perintah melakukan yang positif dan melarang yang negatif.
  6. Kesatuan kepribadian manusia : Dia menciptakan dari debu tanah dan ruh Illahi.
  7. Kesatuan kemanusiaan : Dia satu di antara yang lain yang saling menunjang