Isra’ dan Mi’raj Muhammad bin Abdullah

Peristiwa Isro’ Mi’roj adalah pesan kepada seluruh hambanya untuk selalu membaca, memikirkan dan mengamalkan tebaran ayat Allah yang telah dituliskan, baik Qouliyah (wahyu) maupun Qouniyah (dalam semesta).



Sebagaimana lazim, Isro’ Mi’roj bagi umat manusia merupakan momentum yang sangat besar artinya, terutama untuk mengenang kembali sekaligus memikirkan betapa besarnya keagungan Allah SWT yang ditunjukkan kepada hamba-Nya, Muhammad SAW.

Isro’ Mi’roj adalah peristiwa terakhir pada periode Makkah yang penuh dengan cobaan dan malapetaka yang menimpa kaum muslimin. Maka setelah peristiwa itu muncullah cerita baru dengan dimulainya periode Madinah. Tujuan utama Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad adalah Allah hendak memperlihatkan kepada Rasul-Nya apa yang dikehendaki dari tanda-tanda kekuasaan-Nya, keajaiban ciptaan-Nya, menenangkan hati Rasul, mempertajam mata hati (basyiroh) dan menambah keyakinannya. Allah pun pernah menyatakan dalam Al-Qur’an surat Al Isra’ ayat 1 , “Kami akan memperlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami”. Juga di surat An Najm ayat 18 “Sesungguhnya ia (Muhammad) telah melihat sebagian tanda-tanda kebesaran Tuhan-Nya yang besar”. (Q.S. An Najm : 18)

Dua ayat diatas menunjukkan bahwa Nabi Muhammad melihat sebagian tanda kebesaran Allah, keajaiban ciptaan-Nya dan kebesaran kekuasaan-Nya untuk menerangkan hati, mempertajam basyiroh dan menambah keyakinan. Dengan demikian, maka sebenarnya peristiwa itu lebih dari sekedar mendapatkan perintah shalat, yang awal mulanya 50 kali menjadi 5 kali sehari.

Selama peristiwa Isro’ Mi’roj yang dilanjutkan dengan mi’roj, banyak kejadian yang dialami Nabi Muhammad SAW, dan membuat tenang hati beliau. Hal inilah yang memiliki makna penting bagi umat Islam, terutama bagi mereka yang sadar terhadap peristiwa agung itu.

Nabi Muhammad mengadakan perjalanan di bumi dengan Isro’ dan pergi (mi’roj) ke langit tidak bisa dilepaskan dari nuansa ilmiah. Karena peristiwa itu pada dasarnya ingin membangkitkan umat Muhammad untuk berpikir, merenung dan memahami seluruh rangkaian peristiwa Isro’ Mi’roj.

Keyakinan kita terhadap peristiwa Isro’ Mi’roj akan mampu memantapkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWTdan mendorong kita menjadi muslim yang utuh dan mukmin yang tulen. Lebih jauh lagi, untuk memaknai segala rentetan peristiwa itu sebagai suatu hal yang mesti terjadi, baik di masa sekarang maupun masa-masa yang akan datang. Semua itu tidak terlepas dari keagungan Allah.

Keterbatasan akal manusia tidak akan mampu mencerna secara utuh peristiwa yang agung itu. Keyakinan bahwa ilmu dan kekuasaan Allah itu di atas kemampuan ilmu dan akal manusia adalah pangkal untuk meletakkan nilai Isro’ Mi’roj dalam lubuk hati kita.

Hal lain yang juga penting kita renungkan adalah bahwa peristiwa Isro’ Mi’roj merupakan perintah Allah kepada seluruh hambanya untuk selalu membaca, memikirkan dan mengamalkan tebaran ayat Allah yang telah dituliskan, baik Qouliyah (wahyu) maupun Qouniyah (dalam semesta). Turunnya surat al Alaq yang yang pertama kepada Nabi Muhammad SAW. Menggambarkan bahwa peristiwa itu merupakan babak awal yang ditunjukkan Allah kepada hamba-Nya untuk selalu memikirkan segala ciptaan Allah.

Sementara itu perintah sholat lima waktu yang merupakan salah satu rekomendasi Allah kepada Muhammad adalah totalisasi dari seluruh aturan peri kehidupan makhluk manusia di dunia dan di akhirat. Dengan demikian, peristiwa Isro’ Mi’roj mengandung hikmah yang sangat besar, yang menggambarkan kekerdilan manusia di hadapan khaliqnya dan menunjukkan keagungan Allah di hadapan hamba-Nya. ( Kangminto ).