Sya’ban

Barangsiapa menghidupkan malam pada dua hari raya dan malam pertengahan bulan Sya’ban, maka hatinya tak akan mati, manakala hati-hati (orang lain) pada mati.


Sya’ban selalu hadir di hadapan kita dengan membawa segala kebaikan yang dikandungnya. Kita telah diperkenankan oleh Allah untuk menikmati semua karunia-Nya. Pada bulan ini seorang muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amal-amal baik yang lain. Disamping itu seorang muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak puasa sunnat sebagai latihan dalam menghadapi bulan Ramadhan.

Dalam sebuah riwayat dari Yahya bin Muadz, bahwa dia berkata : “Sesungguhnya di dalam bulan Sya’ban ada empat huruf, dimana dengan setiap hurufnya kaum mukminin akan diberikan suatu pemberian. Dengan syin akan diberi Syafa’at dan Syarof (kehormatan), dengan ain akan diberi Izzah (keperkasaan) dan karamah (kemuliaan), dengan ba’ akan diberi Birr (kebaikan), dengan alif akan diberi Ulfah (kelemahan-kelemahan), dan dengan nun akan diberi Nur (cahaya). Dan oleh karenanya dikatakan : “Bulan Rajab ialah untuk mensucikan badan, bulan Ramadlan untuk mensucikan ruh dan bulan Sya’ban untuk mensucikan hati. Sesungguhnya orang yang mensucikan badannya pada bulan Rajab, maka dia akan mensucikan hatinya pada bulan Sya’ban. Orang yang mensucikan hatinya pada bulan Sya’ban akan mensucikan ruhnya pada bulan Ramadlan. Maka jika dia tidak mensucikan badannya pada bulan Rajab dan mensucikan hatinya pada bulan Sya’ban, kapankah ia akan mensucikan ruhnya pada bulan Ramadlan ?”

Seorang ahli hikmah pernah mengatakan bahwa sesungguhnya bulan Rajab untuk memohon ampun dari segala dosa, bulan Sya’ban untuk memperbaiki hati dari segala cacat dan bulan Ramadlan untuk memberi penerangan, sedang malam Qadar untuk untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Sebagai muslim kita senantiasa mengharap rahmat dan fadhilah dari Allah SWT. Untuk itu kita harus meningkatkan amal shaleh dan memeprbanyak ibadah, terutama pada bulan-bulan mulia. Pada bulan-bulan mulia inilah (termasuk Sya’ban), segala amal akan memeproleh pahala yang berlipat ganda. Orang yang menghidupkan malam pertengahan bulan Sya’ban, maka hatinya tak akan “mati” manakala hati orang lain pada mati. Sebagaimana hadist Nabi Muhammad SAW. “Barangsiapa menghidupkan malam pada dua hari raya dan malam pertengahan bulan Sya’ban, maka hatinya tak akan mati, manakala hati-hati (orang lain) pada mati.”

Oleh karena itu perlu dinanamkan kesadaran kepada anak-anak dan generasi muda, agar sedapat mungkin menghormati bulan mulia ini dan melatih mereka untuk meningkatkan amal shaleh, sehingga menambah gairah meningkatkan amal kebajikan. Sungguh, kita bertanggung jawab terhadap baik buruknya pendidikan anak-anak kita. Betapa kecewanya hati kita apabila melihat kenyataan pahit, dimana tidak sedikit anak-anak (dan juga generasi muda) sudah tidak kenal lagi dengan agamanya.

Gejala merosotnya moral salah satunya disebabkan oleh karena mereka tidak mengenal aturan-aturan Allah, sehingga sikap dan tata lakunya menjadi liar. Jika keadaan semacam itu terus berlanjut, maka tidak mustahil generasi mendatang akan diliputi kabut kegelapan, bahkan kelemahan, yang kemudian berujung pada kehancuran dan larut bersama hawa nafsunya.
Firman Allah di surat An-Nisa’ ayat 9 menjelaskan, “Hendaklah mereka takut jangan sampai meninggalkan anak keturunan dibelakangnya, dikhawatirkan akan sengsara.Sebab itu hendaklah mereka patuh kepada Allah dan hendaklah mereka berkata dengan perkataan yang benar”.

Ayat ini merupakan peringatan dari Allah SWT kepada kita tentang apa dan bagaimana semestinya kita berbuat untuk keselamatan anak keturunan (generasi) dimasa mendatang. Dari ayat ini pula kita dapat mengambil pengertian yang luas, bahwa kelemahan anak-anak tidak hanya dilihat dari segi jasmani semata, tetapi yang lebih penting adalah kelemahan aqidah mereka.

Dengan demikian, maka hal yang signifikan untuk dilakukan adalah meningkatkan kualitas pendidikan agama, dengan tidak melupakan ilmu Pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berguna bagi kehidupan anak-anak dan generasi muda di masa mendatang. Dan lagi, mendorong mereka untuk selalu melakukan hal-hal yang bernilai ibadah, agar jiwa keagamaan mereka meresap di dalam hati sanubarinya. Semoga Allah membukakan hati kita kepada kebenaran, sehingga kita akan menjadi orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat. (kangminto)