Berani Jujur ?

Untuk kesekian kalinya jagad politik kita diguncang perseteruan. Usai pertengkaran kelompok orde baru yang dimotori Golkar dan ABRI dengan pro Reformasi yang dimotori oleh mahasiswa dan organisasi non polotik (ORNOP). Lalu perseteruan ala Taman Kanak-kanak antara kubu Presiden dan kubu wakil rakyat. Dan terakhir perseteruan yang dipicu oleh kasus pengelapan uang.
Setiap pertengkaran demi pertengkaran, selalu diikuti oleh goyahnya stabilitas ekonomi, kemudian disusul oleh merosotnya nilai tukar rupiah dan naiknya harga-harga kebutuhan pokok. Walhasil, untuk kesekian kalinya juga kenyamanan hidup masyarakat digonjang-ganjing oleh sesuatu hal yang ia sendiri tidak terlibat (secara langsung). Kiranya perlu kita pertanyakan kepada mereka yang senang berseteru itu , apa yang menjadi sebab musabab semua itu? Jika karena perbedaan pendapat, hal itu dapat dimusyawarahkan atau karena beda pendapat, itupun dapat diusulkan penyesuaian. Dan bila karena perbedaan kepentingan, masih bias dinegosiasikan. Lantas apa …?
*******
Pertanyaan itulah yang beberapa hari terakhir sempat membuat gundah hati Abah Komar. Tokoh kita yang telah lama melarutkan dirinya dalam kesibukan dirinya bercinta dengan Allah SWT. Kedamaian batin abah Komar tersentak, dan menunda sesaat kesibukan itu. Apakah gerangan yang menjadi penyebabnya? Tak lain karena adanya kabar burung bahwa umat manusia kini terkena penyakit individualis, sak karepe dhewe, sopo siro sopo ingsun,tak kenal tepo seliro dan tidak mau taat pada peraturan. Yang membuat dirinya super kaget adalah munculnya polah tingkah mau menang sendiri di kalangan pangreh projo dengan jalan mengancam-ancam dan sebagainya. “ Jika kekuasaanya diambil orang lain akan ada bajir darah “, “ Jika kekuasaannya dipreteli atau tidak diakomodir kepentingannya, maka akan ada perang bubrah”, dan lain sebagainya.
“Astaghfirullah…! Semoga Dia mau mengampuni dosa para pengecut dan penakut yang menakut-nakuti orang lain”, desah Abah Komar. Download