Mintoharjo Anang Bawang

Di padepokan harjogumelar, mintoharjo menjadi salah satu murid yang kerap kali menerima tugas dari sang guru. Bukan tugas penting, namun bisa berakibat fatal kalau tidak dilaksanakan. Dalam satu hari lima sampai sepuluh tugas ia selesaikan. Setiap kali selesai mengerjakan tugasnya mintoharjo selalu mendapatkan pujian dari sang guru sekaligus tugas berikutnya.
"Kerjamu bagus Min", demikian gurupunglie memuji; "sekarang kerjakanlah yang ini" lanjutnya sambilmenuding sesuatu  yang masih berantakan.

Demikianlah sampai bertahun-tahun, mintoharjo dengan setia mengerjakan tugas dari gurupunglie. Maka bukan keanehan kalau antara gurupunglie dan mintoharjo terjalin hubungan yang sangat erat. Bagi mintoharjo, berdekat-dekat dengan sang guru adalah berkah tersendiri, dari kedekatannya dengan sang guru ini, minto harjo seringkali di ajak teman-temannya untuk jalan-jalan atau mampir di warung makan. Pada saat seperti itu biasanya mintoharjo diminta menceritakan pandangan-pandangan sang guru pada murid-murid yang lain. Seperti si Markum, salah seorang murid yang juga sering membantu gurupunglie untuk menyelesaikan pekerjaan. Bedanya, setelah pekerjaan yang ditugaskan selesai, markum tidak pernah mendapat tugas baru. maka intensitas pertemuan anatar markum dan gurupunglie pun masih jauh jika di bandingkan dengan mintoharjo. Karena hal inilah, markum sering bertanya pada mintoharjo.
"Min, kabare gurupunglie bagaimana". tanya markum
"Biasa aja kum, masih seperti dulu", jawab minto sekenanya.
"Lha mengenai pekerjaan ku yang kemarin", lanjut markum sambil menatap minto dengan mata yang serius.
"Oh..itu, gurupunglie bilang, markum harus lebih disiplin lagi",
Mintoharjo menggeser duduknya perlahan, lantas mukanya menatap markum sambil tersenyum.
Rupanya jawaban minto membuat markum jadi penasaran:
"Lebih disiplin bagaimana",
" Ya..lebih disiplin, kamu kemarin tugase apa sich" , mintoharjo balik bertanya dengan dahi kecil mengernyit.
Mendapat pertanyaan balik, markum meluruhkan pandangannya. Matanya tidak lagi berbinar sebagaimana waktu memburu jawaban dari minto.
"Aku disuruh mengantarkan bingkisan dan selembar surat kepada kanjeng e,"
Mendengar jawaban itu, dahi mintoharjo bertambah kernyitnya. Kini dibarengi dengan tatapan mata penuh selidik, minto kembali bertanya.
"Pada kanjenge.!..surat apa itu kum?. tanya minto.
"Surat mohon bantuan membuka acara". jawab markum singkat.
"lha terus bungkusannya..? isi apa kum?. lanjut minto
Sesaat markum menatap wajah minto, tampak muka kecil yang menghadapnya dengan pandangan mato belo, dan dahi penuh kernyitan.
"Hmmm...," markum menghela nafas sambil mengangkat pundaknya.
"janji jangan bilang siapa2 ya min" tanya markum.
"100 % tidak bocor kum", jawab minto meyakinkan.
Markum lantas menggeser tubuhnya mendekati minto, perlahan kepalanya di dekatkan di samping kanan kepala minto. lalu berbisik;
"Bungkusan itu isinya berkat".